PEKANBARU, SELASA - Raut wajah Ketua Komisi D DPRD Riau dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), H Fendri Jaswir, terlihat begitu tertekan saat memimpin rapat untuk memutuskan apakah berangkat atau tidak ke Warsawa, Polandia, besok (Rabu, 28/5).
Sebab keberangkatan tersebut menuai kritikan banyak pihak, termasuk Ketua DPRD Riau, Chaidir, yang menyarankan keberangkatan tersebut ditunda, karena momennya dinilai kurang tepat, bersamaan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Namun keputusan akhir tetap berangkat dengan menggunakan dana APBD Riau Rp 50 juta per orang. Ikut hadir dalam rapat tersebut Kabag Keuangan Zuhanda Agus, Bendahara Sri Mekka, Kabag Infodok Doni Aprialdi dan perwakilan Biro Travel Zainal. Anggota DPRD Riau yang ikut adalah H Fendri Jaswir dan Hendra Masdarta, keduanya dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Helmi Burman dan Edi Basri, keduanya dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Raja Rahman Jalil dari Fraksi Partai Golkar, plus dua staf sekwan.
"Sebenarnya berat hati ini ingin berangkat, karena kondisi saat ini tidak mendukung, tapi kami sulit untuk memilih tidak berangkat. Sebab jika tidak berangkat, dana-dana yang sudah dialokasikan dianggap hangus," ujar Fendri ditemui Tribun usai pertemuan.
Tidak hanya hangus, sambung Fendri, pihaknya juga diharuskan mengganti seratus persen dana yang sudah dicairkan, dalam rentang waktu satu minggu ke depan untuk dikembalikan ke kas daerah. Jika tidak dikembalikan, maka akan berhadapan dengan hukum. "Kemana kami ingin cari uang pengganti senilai Rp 50
juta dalam seminggu ini, jika kami batal berangkat. Ini persoalannya bahwa kami terpaksa harus memilih tetap berangkat. Sebab kami sudah berada di posisi off-side," kata Fendri menggambarkan sulitnya pilihan yang diambil.
Kondisi ini tidak terlepas sudah teragendanya keberangkatan ini sejak dua bulan lalu dan proses administrasi sudah lengkap sesuai ketentuan. "Kenaikan BBM ini kan di luar perkiraan kita. Jika jauh hari kondisi seperti ini sudah diketahui, jelas kami tidak akan berangkat," katanya.
Helmi Burman juga memberi pandangan sama. Bahkan sebelum diputuskan untuk tetap berangkat, mereka terpaksa menghadirkan pihak travel dan keuangan sekwan dalam rapat tertutup kemarin. "Hangus seratus persen jika kami batal berangkat," ujarnya dengan suara berat.
Apalagi dana-dana terkait keberangkatan sudah dibayar kepada pihak travel, dan sesuai kesepakatan kerja sama, dana-dana itu tak lagi bisa dikembalikan. "Jika memang kami tidak dibebankan harus mengganti, kami akan pilih batal berangkat," tegas Helmi.
Dari Rp 50 juta per orang yang disiapkan melalui APBD Riau 2008, tersisa hanya sekitar Rp 6 juta untuk uang saku. Selebihnya Rp 44 juta sudah habis dibayar untuk dana transportasi dan akomodasi, seperti penginapan dan transportasi lokal di daerah kunjungan.
Selain mengunjungi pameran seni dan budaya di Kota Warsawa, Polandia, para wakil rakyat ini juga diagendakan mengunjungi beberapa kota di Belgia dan Belanda. "Semuanya sudah terjadwal dan dikondisikan, termasuk bertemu dengan kedutaan besar kita di sana," tambah Hendra Masdarta.
Perwakilan dari Biro Travel Zainal enggan berkomentar saat ditemui wartawan usai pertemuan. Bahkan kehadirannya di ruang Komisi D DPRD Riau diakui tidak ada kaitannya soal keberangkatan anggota dewan ke negara Eropa tersebut.
Kabag Keuangan Sekwan DPRD Riau Zuhanda Agus membenarkan dana-dana untuk kepentingan keberangkatan
tersebut sudah dibayar kepada pihak travel. "Jika batal berangkat, dana-dana tersebut harus dikembalikan oleh anggota dewan tersebut secara utuh," katanya.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar