Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jalur Lengkap Mudik Sumatera dan Jawa

File berbentuk Excel dan dapat didownload di Mudik Sumatera dan Jawa

Silahkan kepada kawan-kawan yang ingin mudik menggunakan rute ini. dalam rute ini dilengkapi beserta tempat-tempat untuk mampir dan nomor telepon penting yang ada sejak dari ujung sumatera (NAD) sampai ke pelabukan Bakau heni (Bandar lampung) juga dari Pelabuhan Merak (Banten) sampai kepelabuhan Gilimanuk (Surabaya). juga dilengkapi nomor telpon hotel yang berada disepanjang rute mudik.

28 Mei 2008

Akibat Pemanasan Global terhadap Candi Borobudur

Tahun ini, Balai Konservasi Peninggalan Candi Borobudur akan mulai meneliti pengaruh pemanasan global terhadap batuan Candi Borobudur. Saat ini, upaya tersebut sudah diawali dengan mengumpulkan berbagai data diantaranya menyangkut kelembapan, suhu, dan cur ah hujan, selama 20 tahun terakhir.

"Namun, untuk melakukan analisis terhadap batuan candi, kami nantinya akan menggandeng ahli atau pakar dari pihak luar," ujar Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, Kamis (10/4). Pihak luar yang akan dilibatkan adalah dosen, pakar klimatologi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Penelitian ini dimungkinkan akan berlangsung lama, lebih dari setahun. Dari kegiatan ini, nantinya akan diketahui seberapa besar pengaruh perubahan iklim dan cuaca terhadap sifat-sifat dan kondisi batuan candi.

Jasad Nenek tetap utuh dikubur 8 Tahun

Aneh tapi nyata, mayat sudah delapan tahun dikubur tapi kondisi jenazahnya masih utuh. Asal mula pembongkaran mayat tersebut berawal dari pesan terakhir dari mulut Kakek Sajad (69) kepada anak-cucunya sebelum meninggal di rumahnya, Jalan Berdikari Lr GM2 Kelurahan Ogan Baru Kertapati Senin (26/5) sekitar pukul 06.00.

Pria tujuh anak ini meminta dikuburkan berdampingan dalam satu liang dengan mendiang istri tercintanya, Nenek Seger (58), di TPU Kelurahan Ogan Baru Kertapati yang telah berpulang Januari 2000 lalu. Anak-cucu yang ditinggalkan kemudian mewujudkan permintaan terakhir itu, dengan segera melakukan penggalian sekaligus membongkar makam Nenek Seger, sekitar pukul 13.00.

Saat itulah kehebohan terungkap, 8 tahun dikubur, jenazah Nenek tujuh anak 9 cucu ini tetap segar alias utuh setelah dikubur selama 8 tahun. Kondisi almarhumah yang tercatat sebagai warga dan meninggal pada akhir Januari 2000 lalu itu, terlihat masih bugar seperti saat dikubur 8 tahun lalu.

Siang itu, suasana pemakaman di kawasan TPU Simpang Sungki Kertapati, Senin (26/5) sekitar pukul 13.00 menjadi hiruk pikuk dengan ulah warga yang berdesak-desakan di areal pemakaman. Perhatian mereka terpusat pada aksi lima orang pria berpakaian penuh lumpur yang baru saja mengangkat peti kayu dari liang kubur dan mengeluarkan sesosok jenazah Nenek Seger dari dalam peti itu. Tampak sesosok tubuh terbungkus kain kafan yang dikeluarkan itu tetap utuh, meski warnanya mulai pudar.

Sesaat kemudian warga lebih terkejut lagi saat melihat jenazah yang berada di balik kain kafan itu tetap utuh dan seperti baru saja dikubur, tidak ada kerusakan, bahkan sempat tercium bau harum cendana di sekitar pemakaman. Padahal mereka semua tahu, jika tubuh yang terbujur kaku itu sudah meninggal dan dikubur selama 8 tahun. Kabar ini kemudian tersebar di keseluruh kawasan di Palembang sehingga banyak warga sengaja mendatangi TPU Ogan Baru untuk menyaksikan sendiri keanehan itu.

Menurut saksi mata, Asta (30) kerabat dan tetangga almarhumah, kondisi jenazah utuh seperti saat dikubur 8 tahun lalu, bahkan terlihat lebih segar. "Jenazahnya tetap utuh saat kita lihat seperti 8 tahun lalu saat dikubur," kata Asta.

Namun pria ini menolak memberikan komentar banyak tentang keanehan aktivitas semasa hidup Nenek Seger, sebab setahu pria ini, nenek Seger dan suaminya hidup seperti orang kebanyakan, kalaupun yang menjadi perhatian adalah ketaatan keduanya menjalankan ibadah. Selain itu, Asta mengaku, pihak keluarga masih berkabung dengan meninggalnya Kakek Sajad, sehingga khawatir akan membuat kacau suasana. "Tetapi semasa hidupnya, Nenek Seger dan Kakek Sajad taat beribadah," kata Asta.

Hal yang sama juga diutarakan Hasna (40) yang mengatakan bahwa semasa hidupnya, Nenek Seger merupakan ibu rumah tangga biasa yang taat menjalankan ibadah.

Sementara itu, Neli (38) mengatakan bahwa meski tidak percaya dengan penglihatannya. Namun dia yakin dan memastikan itu benar-benar wajah dan jenazah Nenek Seger yang tetap terlihat utuh meski sudah dikubur selama 8 tahun. "Aneh tetapi nyata, jenazahnya tetap utuh. Tetapi inilah kekuasaan Allah, dia orang yang taat menjalankan ibadah semasa hidupnya," kata Neli.

Kapoltabes Palembang, Kombes Pol Drs Zainul Arifin, SH, MH didampingi Kapolsekta Kertapati, Iptu Rustma Efendi membenarkan adanya penemuan itu. Tetapi pihak tidak dapat memberikan komentar banyak karena tidak ada hubungan sama sekali dengan kasus atau kejadian berbau kriminal. Namun pihaknya mengakui telah melakukan pengamanan memantau acara pemakanan di sekitar lokasi hingga selesai. "Menurut keterangan para tetangga dan pihak keluarga, almarhumah memang rajin ibadah dan banyak bebuat baik kepada tetangga dan sesama," kata Zainul.

Sementara itu suasana pemakaman berlangsung lancar dan hikmat sekitar pukul 16.00. Tampak jenazah Nenek Seger yang masih utuh dan jenazah Kakek Sajad yang sudah dibungkus kain kafan di masukan ke peti masing-masing. Selanjutnya dimakamkan dalam satu liang. Disaksikan pihak keluarga, anak-cucu dan kerabat dekat. Acara pemakaman sepasang suami istri yang dikenal rukun semasa hidupnya ini selesai sekitar 17.00.

anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu "Anggota DPRD Riau Tetap ke Polandia"

PEKANBARU, SELASA - Raut wajah Ketua Komisi D DPRD Riau dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), H Fendri Jaswir, terlihat begitu tertekan saat memimpin rapat untuk memutuskan apakah berangkat atau tidak ke Warsawa, Polandia, besok (Rabu, 28/5).

Sebab keberangkatan tersebut menuai kritikan banyak pihak, termasuk Ketua DPRD Riau, Chaidir, yang menyarankan keberangkatan tersebut ditunda, karena momennya dinilai kurang tepat, bersamaan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Namun keputusan akhir tetap berangkat dengan menggunakan dana APBD Riau Rp 50 juta per orang. Ikut hadir dalam rapat tersebut Kabag Keuangan Zuhanda Agus, Bendahara Sri Mekka, Kabag Infodok Doni Aprialdi dan perwakilan Biro Travel Zainal. Anggota DPRD Riau yang ikut adalah H Fendri Jaswir dan Hendra Masdarta, keduanya dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Helmi Burman dan Edi Basri, keduanya dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Raja Rahman Jalil dari Fraksi Partai Golkar, plus dua staf sekwan.

"Sebenarnya berat hati ini ingin berangkat, karena kondisi saat ini tidak mendukung, tapi kami sulit untuk memilih tidak berangkat. Sebab jika tidak berangkat, dana-dana yang sudah dialokasikan dianggap hangus," ujar Fendri ditemui Tribun usai pertemuan.

Tidak hanya hangus, sambung Fendri, pihaknya juga diharuskan mengganti seratus persen dana yang sudah dicairkan, dalam rentang waktu satu minggu ke depan untuk dikembalikan ke kas daerah. Jika tidak dikembalikan, maka akan berhadapan dengan hukum. "Kemana kami ingin cari uang pengganti senilai Rp 50
juta dalam seminggu ini, jika kami batal berangkat. Ini persoalannya bahwa kami terpaksa harus memilih tetap berangkat. Sebab kami sudah berada di posisi off-side," kata Fendri menggambarkan sulitnya pilihan yang diambil.

Kondisi ini tidak terlepas sudah teragendanya keberangkatan ini sejak dua bulan lalu dan proses administrasi sudah lengkap sesuai ketentuan. "Kenaikan BBM ini kan di luar perkiraan kita. Jika jauh hari kondisi seperti ini sudah diketahui, jelas kami tidak akan berangkat," katanya.

Helmi Burman juga memberi pandangan sama. Bahkan sebelum diputuskan untuk tetap berangkat, mereka terpaksa menghadirkan pihak travel dan keuangan sekwan dalam rapat tertutup kemarin. "Hangus seratus persen jika kami batal berangkat," ujarnya dengan suara berat.

Apalagi dana-dana terkait keberangkatan sudah dibayar kepada pihak travel, dan sesuai kesepakatan kerja sama, dana-dana itu tak lagi bisa dikembalikan. "Jika memang kami tidak dibebankan harus mengganti, kami akan pilih batal berangkat," tegas Helmi.

Dari Rp 50 juta per orang yang disiapkan melalui APBD Riau 2008, tersisa hanya sekitar Rp 6 juta untuk uang saku. Selebihnya Rp 44 juta sudah habis dibayar untuk dana transportasi dan akomodasi, seperti penginapan dan transportasi lokal di daerah kunjungan.

Selain mengunjungi pameran seni dan budaya di Kota Warsawa, Polandia, para wakil rakyat ini juga diagendakan mengunjungi beberapa kota di Belgia dan Belanda. "Semuanya sudah terjadwal dan dikondisikan, termasuk bertemu dengan kedutaan besar kita di sana," tambah Hendra Masdarta.

Perwakilan dari Biro Travel Zainal enggan berkomentar saat ditemui wartawan usai pertemuan. Bahkan kehadirannya di ruang Komisi D DPRD Riau diakui tidak ada kaitannya soal keberangkatan anggota dewan ke negara Eropa tersebut.

Kabag Keuangan Sekwan DPRD Riau Zuhanda Agus membenarkan dana-dana untuk kepentingan keberangkatan
tersebut sudah dibayar kepada pihak travel. "Jika batal berangkat, dana-dana tersebut harus dikembalikan oleh anggota dewan tersebut secara utuh," katanya.

Kucing Gubernur Riau Hilang



Ketika Tomy, kucing angora kesayangan Istri Gubernur Riau, Rusli Zainal, hilang, tangisan Septina sempat melembabkan dua kelopak matanya. Bahkan, Septina pun membuat sayembara di media cetak, dengan harga iklan berkisar Rp 6.9 juta. Tak hanya itu, Gubri pun disibukan dengan kehilangan Tomy tersebut. Setiap hari Rusli harus memantau anggotanya, untuk terus melakukan pencarian binatang yang sudah empat tahun menghibur hati sang istri

Tepat berselang delapan hari, akhirnya senyum sumringah Septina Primawati, istri Gubernur Riau, Rusli Zainal, bisa mengembang kembali. Tomy, kucing angora kesayanganya, yang sejak Minggu (18/5) dini hari lalu menghilang dari Rumah Dinas Gubernuran, ternyata tepat pukul 05.45 WIB, Minggu (25/5), Tomy, mulai hadir kembali mengobati kerinduan majikanya. Delapan anggota Satpol PP, yang bertugas menjaga rumah dinas di Jalan Diponegoro Pekanbaru itu, akhirnya berhasil menangkap kucing jantan berbulu coklat itu. Seketika, meskipun cuaca masih gelap akhirnya para petugas Satpol PP menemui Sang Gubernur.

"Kami langsung memberitahu ke Bapak Rusli Zainal.Setelah Tomy, dipangku bapak, beliau pun langsung mengeluarkan uang tunai Rp 1 juta, sebagai tanda terima kasih kepada kami,"ujar Juhendra, anggota satpol PP, kepada Tribun Pekanbaru, Senin (26/5).

Uang tersebut kemudian, digunakan untuk makan-makan. "Itukan hanya uang tanda terima kasih saja, bukan uang sayembara yang dijanjikan ibu dalam iklannya di media,"ujar Yusuf, anggota satpol PP, yang bertugas saat itu.

Sayang kabar gembira telah diketemukanya Tomy, tersebut tidak secara langsung menghampiri Septina. Pasalnya, sudah lima hari ibu nomor satu di Riau ini sedang berada di Jakarta. Septina pun mendengarkan kabar bahagia ini, langsung dari sang suaminya. "Minggu pagi kemarin, ibu ditelepon bapak, katanya Tomy, sudah jumpa. Ibu pun langsung cerita sama saya, dengan senang sekali," ujar asisten Septina, Suryani, menceritakan kepada Tribun Pekanbaru.

Padahal menurut cerita beberapa anggota satpol PP, saat hilangnya Tomy, tangis Septina langsung menyeruak, kedua matanya pun lembab karena terus-menerus menangis. Tidak hanya itu, para anggota satpol PP, yang kebagian tugas pun sempat kena marah. "Wah, malam itu ibu kelihatan sedih sekali. Kami pun tak henti-hentinya disuruh mencari Tomy," ujar Juhendra. Tak hanya sang istri, hampir setiap hari, setibanya di Rumah Dinas, Gubernur tak henti-hentinya menanyakan kabar Tomy. "Setiap kali turun dari helikopter yang ditanya terlebih dahulu, pasti kabar Tomy. Kami hanya bisa "Siap Belum,Pak"," ujar Juhendra.

Seperti mendapatkan rasa tanggung jawab, para petugas Satpol PP pun setiap kali bertugas selalu berusaha mencari keberadaan si kucing yang sudah empat tahun menemai hari-hari sibuk Septina. Puncak dilakukan Siaga Satu (I), adalah saat Sabtu (24/5) malam. Yaitu sekitar pukul 22.00, ketika Yusuf melihat sosok Tomy,namun sayang gerak Tomy yang sangat gesit tak bisa dikendalikanya. Kembali sekitar pukul 01.00, anggota lainnya pun sempat mengejar-ngejar kucing yang setiap minggunya selalu dimandikan oleh Septina tersebut. Akhirnya, setelah dua kali tak berhasil ditangkap, seluruh anggota pun melakukan Siaga I. Tomy, berhasil ditemukan saat berada di gedung Satpol PP lama, yaitu sebelah kiri dari Rumah Dinas seluas 2 hektar itu.